Apa yang terjadi jika kita melewatkan moment indah dari objek yang kita lihat untuk diabadikan hanya karena kamera kita kehabisan baterai atau memory card yang penuh. Kesal, marah dan nyesel tentunya. Terlebih jika kasus nya bukan lagi menghemat. Tapi ketinggalan memory dan atau baterai kamera… mewek hahaha….. mau bantingin kamera karena kesal tapi sayang juga… akhirnya mangkel di leher sebab banyak moment indah jadi terlewatkan.
Intinya Rencanakan apa yang akan lakukan, dan lakukan sesuai rencana. Baca juga artikel terdahlu saya Tips menyiapkan kamera untuk pendakian.
Tips Menghemat baterai
Lebih bagus lagi jika kita bisa melihat di internet bagaimana kemampuan baterai kita dalam menghasilkan potret. Misal dari situs www.dpreview.com akan dapat diketahui type kamera dan baterai yang digunakan menghasilkan berapa foto untuk satu siklus peng charge an.
Mendaki gunung tanpa membawa kamera?? Seperti makan dengan sayur tanpa garam :D, kenangan dimemory kepala kita mungkin suatu saat hilang secara perlahan seiring dengan waktu. Namun jika ada foto, maka kita akan selalu mengenangnya setiap bagian perjalanan yang dilakukan.
Bagi saya memotret ketika mendaki akan memberikan motivasi tersendiri ketika kita melihat foto-foto kita di kemudian hari. Bukan untuk menjadikan kita sombong dan ujub. Tapi lebih kearah memotivasi, bahwa kita bisa melangkahkan kaki kecil ini menginjakan bagian kecil dari Bumi Allah ini yang disebut sebagai puncak Gunung.
“Tangkap keindahanNya dengan kamera, jangan ambil apapun dan cukup tinggalkan jejak”
Lihat pada edisi sebelumnya waktu ke burangrang disini atau edisi foto nya semeru disini dan Download majalah fotonya disini.
Kembali ke topik utama tentang bagaimana ‘menyiapkan kamera untuk pendakian’. Apa yang menjadi dasar bahwa kita harus mempunyai perencanaan untuk menyiapkan kamera sebelum mendaki. Berikut ini saya tuliskan beberapa alasannya:
Kali ini saya kembali menyajikan majalah Digital ketika Menjejakan kaki di Gunung Burangrang bersama rekan-rekan dari Sahabat Alam Rimba (SAR) Bandung Barat.
Perjalanan perdakian terhitung unik, karena kita mencoba kali ini melakukannya pada malam hari. Silahkan Donload lengkap majalah nya disini –> Burangrang Trip SAR 2014
Catatan foto saya tentang Trip ke Gunung Bromo Jawa Timur bersama teman-teman dari Trip to Hidden Paradise. Silahkan Download disini Bromo TTHP eD
Trik – trik tidur di suhu yang dingin.
Bagian 3 ini sama Tips – tips untuk menghadapi dan menghilangkan rasa dingin di atas gunung didapat kemarin saat sebelum melaksanakan pendakian bersama teman-teman ke Semeru. Saya tidak mengetahui sumbernya selain dari teman tersebut. Namun bagus sekali untuk dishare kepada rekans lain yang suka mendaki Gunung.
Tips – tips untuk menghadapi dan menghilangkan rasa dingin di atas gunung :
Bagian dari yang saya suka ketika melakukan Street Hunting adalah memotret objek mati. Sama sepertihalnya seperti objek hidup, objek mati yang di potret pastilah mempunyai cerita tersendiri. Entah apa ceritanya tapi yang jelas ada cerita dibalik potret objek mati yang ada di jalanan.
Kesan negatif jadul, kumuh, semrawut atau kesan positif patern garis, kerapihan objek yang berjejer merupakan nuasa khas jalanan yang menjadi daya tarik shutter untuk di tekan. Mungkin ketika ditanya cerita apa memang dibalik objek yang kita ambil? kita tidak langsung bisa menjawab. “Mmmm….. ” berpikir sejenak lalu bicara… “mungkin,……sepertinya……, kayaknya…dst”
Yang jelas cerita dijalanan seperti sebuah bola kecil liar berlari lambat dan mata kita seolah tetap ingin terus mengikutinya.
Objek mati sebagai potret jalanan juga menghadirkan cerita dibalik manusia yang terlibat dengan objek jalanan tersebut. Siapa pemilih sepeda diatas, apakah tukang ayam? ataukah pembeli ayam? yang jelas imajinasi kita akan melayang kemana mana bergerak lepas sesuai bagaimana otak kita menterjemahkan cerita dari objek yang tengah kita potret.
Selamat berimajinasi 🙂